WELCOME !! Thanks for coming to my blog (≧∀≦) Enjoy your reading here and don't forget to leave your comments if there is something to say but DON'T SPAM !! Thanks for the attention. Have A Nice Day! (ʃƪ˘˘ﻬ) ~♥ Salam Blogger ♪☆\(^0^\) ♪(/^-^)/☆♪
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Jumat, 01 Februari 2013

Jelang Imlek : YUK! MENGENAL TRADISI IMLEK

Wah.. sudah tanggal 1 Februari nih readers.. Perayaan tahun baru imlek tinggal menghitung hari. Pasti sudah ada yang sibuk-sibuk buat kue, bersih-bersih dsb. Nah, sobat readers tahu nggak sih apa itu Imlek? Imlek tak ubahnya seperti tahun baru masehi atau tahun baru Hijriah bagi umat islam. Imlek adalah Tahun Baru Cina. Pada umumnya, yang banyak merayakan Imlek adalah warga Tionghoa. Namun bagi umat lain yang beraliran sama juga bisa merayakan Hari Raya Imlek. Tahun ini jatuh pada hari Minggu 10 Februari 2013 atau Tahun Baru Imlek 2564 bagi orang Chinese.

Imlek adalah tradisi pergantian tahun. Sehingga yang merayakan Imlek ini seluruh etnis Tionghoa apapun agamanya, bahkan menurut Sidharta, Ketua Walubi, masyarakat Tionghoa Muslim juga merayakan Imlek.


Kata "Imlek" berasal dari dialek bahasa Hokkian yang berarti "Penanggalan bulan" atau "Yinli" dalam bahasa Mandarin. Tahun Baru Imlek di Tiongkok lebih dikenal dengan sebutan "Chunjie" (perayaan musim semi). Kegiatan perayaan itu disebut "Guo nian" (memasuki tahun baru), sedang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan "Kou Nian / Konyan".

Di Indonesia kebanyakan Tahun Baru Imlek dirayakan juga sebagai perayaan hari lahirnya Kong Hu Chu yang lahir di tahun 551 SM, sehingga dengan demikian penanggalan Imlek dan penanggalan masehi itu berselisih 551 tahun.Jika tahun Masehi saat ini 2013, maka tahun Imleknya menjadi 2013 + 551 = 2564, maka bagi pemeluk Agama Kong Hu Chu, Tao maupun Budha sangat tepat kalau disebut sebagai Tahun Baru Imlek ke 2654. 

Menurut kebanyakan negara diluar Indonesia perayakan tahun baru Imlek dihitung berdasarkan penanggalan Imlek yg dimulai sejak tanggal 8 Maret 2637 SM, sewaktu Kaisar Kuning / Huang Ti ( 2698-2598 SM ) mengeluarkan siklus pertama pada tahun ke-61 masa pemerintahannya. Jadi tepatnya ialah 4650 tahun yang lampau, ini adalah Sejarah Tahun Baru Imlek yg masih terdata sampai sekarang.

Bagi masyarakat Tionghoa yang bukan pemeluk ketiga agama diatas, tentunya Tidak Dilarang dan masih layak untuk turut merayakannya bersama Masyarakat Tionghoa maupun Non Tionghoa lainnya yg mau ikut merayakannya, karena Hari raya ini juga merupakan Hari Raya Tradisi dalam memberikan penghormatan kepada pihak yang lebih tua ataupun kepada orang tua nya dan hal ini dalam agama apapun itu adalah Wajib Hukum nya, sejauh tidak mengikuti Ritual persembahyangan dengan tata cara agama lain, maka tidak perlu khawatir lagi untuk ikut bergembira dan merayakan Tahun Baru Imlek.

Akan tetapi lebih tepat rasanya untuk mereka yang beragama lain kalau menyebutkan Tahun Baru Imlek kali ini sebagai Tahun Baru Imlek ke 4650, sebab bagi mereka ini tahun baru Imlek sifatnya hanya dirayakan sebagai meneruskan tradisi, adat dan kebudayaan dan tidak ada kaitannya dengan Agama tertentu ( terutama Agama Kong Hu Chu, Tao maupun Budha ). Sumber : Forum Tionghoa
 Asal-usul Imlek berasal dari Tiongkok. Hari Raya Imlek merupakan istilah umum, kalau dalam bahasa Cina disebut dengan Chung Ciea yang berarti Hari Raya Musim Semi. Hari Raya ini jatuh pada akhir bulan Januari dan bila di negeri Tiongkok, Korea dan Jepang ditandai dengan berakhirnya musim dingin.

Dulunya, Negeri Tiongkok dikenal sebagai negara agraris. Setelah musim dingin berlalu, masyarakat mulai bercocok tanam dan panen. Tibanya masa panen bersamaan waktunya dengan musim semi, cuaca cerah, bunga-bunga mekar dan berkembang. Lalu musim panen ini dirayakan oleh masyarakat. Kegembiraan itu tergambar jelas dari sikap masyarakat yang saling mengucapkan Gong Xi Fa Cai, kepada keluarga, kerabat, teman dan handai taulan. Gong Xi Fa Cai artinya ucapan selamat dan semoga banyak rezeki.

Adat ini kemudian di bawa oleh masyarakat Tionghoa ke manapun dia merantau, termasuk ke Indonesia. Dulunya, pada masa Bung Karno, perayaan ini boleh dirayakan tapi ketika masa Orde Baru, perayaan Imlek dibatasi. Presiden Soeharto mengeluarkan SK yang isinya mengizinkan, namun dirayakan di tempat tertutup. Setelah reformasi bergulir, pemerintah memberikan kelonggaran, terutama pada masa pemerintahan Gus Dur. Hari Raya Imlek menjadi hari fakultatif dan nantinya ada kemungkinan Imlek dijadikan salah satu hari besar nasional.
(*BS)

3 komentar: